Paul Salopek lahir pada tanggal 9 Februari 1962 di Barstow, California, Amerika. Tahun 1984 ia lulus dari Universitas of California, Santa Barbara, jurusan Biologi Lingkungan. Dia memilih bekerja sebagai jurnalis dan penulis pada beberapa majalah/Koran Amerika. Tahun 1998, ia meraih Pulitzer Prize of Explanatory Reporting dan tahun 2001 meraih Pulitze Prize of International Reporting. Kemudian beliau mendirikan laboratorium `Slow Journalism` dan mempraktekkan proyek jurnalistik melacak jejak migrasi manusia 60.000 tahun lalu dengan berjalan kaki sejauh lebih dari 34.000 kilometer selama 7 tahun. Hasil perjalanan tersebut diterbitkan oleh National Geographic dengan judul OUT OF EDEN WALK pada tahun 2013.

Kolom Catatan Iptek pada Koran Kompas 3 Januari 2018, Ahmad Arif menulis topik berjudul MENGEREM LAJU WAKTU. Beberapa kalimat yang bisa dikutip: “Kecepatan telah menjadi wabah di dunia digital. Ini pula yang mendorong industri media yang masih bertahan berlomba menghadirkan informasi secepat dan seringkas mungkin, dan hal ini sering dila- kukan dengan mengorbankan proses dan isi. Saat ini, kita kecanduan dengan kecepatan. Setiap momen seolah-olah berpacu melawan waktu, sebut Carl Honore, wartawan Kanada yang juga penyeru gerakan `Slow Movement`. Daripada mengikuti ajakan berlomba dengan waktu, Susan Greenberg (2007), staf pengajar penulisan non-fiksi di Universitas Roehampton, Inggris,  menyarankan agar jurnalisme memilih melambat yang disebut `Slow Journalism` sebagai karya jurnalistik yang memberi perhatian pada cerita-cerita yang dilewatkan kebanyakan media (baik sosial maupun arus utama). Greenberg menyebutnya serupa dengan `slow food movement` yang jadi perlawanan terhadap keberadaan ‘fast food’. Paul Salopek adalah salah satu jurnalis senior yang mempraktekkan gerakan `Jurnalisme Perlahan` ini”

Kita telah memasuki tahun 2018 dan akan mengarungi samudera waktu penuh arus-ombak politik yang menderu seru. Niscaya media apa pun bakal menyuguhkan berita dan informasi yang canggih nan cepat, walau belum tentu akurat. Sikap hidup bersabar, berhati-pikir jernih serta waspada menjadi begitu penting dalam memilih dan menggunakan media yang membanjiri kehidupan kita di zaman now ini.

Semoga kalimat bijak ini bermaknaguna bagi kita, GKI berderap mengarungi samudera kehidupan berbangsa dan bernegara dengan  tepat dan sehat bermedia  manakala  menggerakkan perjalanan bergereja dan menggereja. Ajaklah dan ajarkanlah pada jemaat memilih media yang berkonten jujur nan luhur dalam berinformasi maupunberkomunikasi!  Selamat Menjalani Tahun 2018 bersama Media Pilihanmu!