Kontributor:
Pnt. Lydia Laurina L.P.

">


02 January 2017 / Berita Sukita Terkini

MENGEMBANGKAN SPIRITUALITAS KEUGAHARIAN
DALAM GEREJA


media

GKI Membaca Diri
12 Desember 2016
GKI "Darmo Permai" Surabaya

 

 

Kontributor:
Pnt. Lydia Laurina L.P.

Kata Ugahari barangkali masih asing di telinga kita. Senin, 12 Desember 2016, bertempat di GKI Darmo Permai, melalui kegiatan GKI Membaca Diri, Spiritualitas Keugaharian dipaparkan pada para pemimpin gereja (pendeta dan penatua)

 

GKI Membaca Diri adalah kegiatan yang rutin diadakan setiap tahun oleh GKI Klasis Madiun. Dalam GKI Membaca Diri selalu dibahas topik-topik yang aktual dan menjadi kebutuhan jemaat . Kali ini GKI Klasis Madiun mengangkat topik “Mengembangkan Spiritualitas Keugaharian Dalam Gereja”.

 

Sebagai narasumber, Pdt. Albertus Patty dari GKI Maulana Yusuf-Bandung menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan Ugahari adalah konsep cukup atau sederhana. Cukup yang dimaksud bukanlah cukup untuk diri sendiri. Melainkan cukup bagi semua. Makna ini sejalan dengan menjalani hidup yang lebih sederhana agar yang lain dapat hidup. Apa implikasinya bagi kehidupan bergereja? Seorang pemimpin gereja yang menghidupi spiritualitas keugaharian akan menampilkan diri dalam perilaku hidup yang tidak egosentris, melainkan berpusat pada Allah. Dengan demikian ia akan berpikir dan bertindak melampaui dirinya sendiri. Ia akan menggerakkan gereja untuk memiliki kepedulian bagi sesama di luar gereja.

 

Menurut Pendeta yang kini juga menjabat sebagai salah satu ketua PGI ini, spiritualitas keugaharian memberi refleksi bagi identitas GKI. Dengan nama Gereja Kristen Indonesia (bukan Gereja Kristen di Indonesia), GKI bukan hanya sekedar gereja yang berlokasi di Indonesia, melainkan Gereja Kristen yang hidup dan berkarya bagi Indonesia. Sudah seharusnya GKI mencintai masyarakat dan bangsa Indonesia. Hal ini dapat diwujudkan dengan karya pelayanan keluar, pelayanan gereja yang menyentuh masyarakat.

 

Di tengah tantangan fundamentalisme-radikalisme agama, primordialisme dan dampak buruk kapitalisme yang sedang dihadapi Indonesia, Spiritualitas Keugaharian sangat diperlukan. Spiritualitas keugaharian mengingatkan kita untuk memperjuangkan keadilan dan damai sejahtera bukan sekedar bagi kelompok sendiri. Jika GKI mengembangkan spiritualitas keugaharian, GKI akan menjadi gereja yang makin mengindonesia. GKI akan hadir sebagai gereja yang siap ‘melintas batas’ menjadi jembatan dan perekat, garam dan terang di tanah air kita tercinta - Indonesia.