24 May 2018 / Renungan Harian

Air Susu Dibalas Air Tuba


media

Air Susu Dibalas Air Tuba
Yesaya 1:1-4, 16-20

Aku membesarkan anak-anak dan mengasuhnya, tetapi mereka memberontak terhadap Aku.” (Yes. 1:2)

Tidak ada hal yang lebih menyayat hati seorang ibu ketika ia ditolak oleh anak kandungnya sendiri. Bayangkan seorang ibu yang telah membesarkan anaknya tiba-tiba menemukan kenyataan bahwa anak kandungnya tidak mau menerima dia, bahkan melawan dirinya. Air susu dibalas air tuba.

Itulah gambaran Allah tentang sikap dan perilaku bangsa Israel. Mereka bagaikan anak-anak yang tidak tahu balas budi. Bahkan, binatang seperti lembu atau keledai pun tahu membalas budi, tapi Israel tidak (ay. 3). Mereka dengan begitu mudahnya mencintai “ibu” yang lain dan memberontak melawan Allah yang selama ini telah membesarkan serta menjaga mereka.

Oleh karena itu, Nabi Yesaya memperingatkan mereka agar mereka meninggalkan semua perbuatan yang jahat dan belajar berbuat baik, mengusahakan keadilan, mengendalikan orang kejam, dan membela hak anak yatim piatu serta para janda (ay. 17). Itulah satu-satunya cara untuk menebus kesalahan yang telah mereka lakukan terhadap Allah.

Kesalahan bangsa Israel bisa juga terjadi pada diri kita. Mungkin kita tidak berjalan di jalan yang sudah ditunjukkan Tuhan kepada kita. Mungkin kita menindas orang-orang yang ada di sekitar kita: pasangan kita atau anak kita, pegawai kita, bawahan kita, siapa pun juga. Bukan sikap dan perilaku semacam itu yang dikehendaki Tuhan karena sikap dan perilaku semacam itu justru sangat menyakitkan hati Tuhan.



REFLEKSI:
Kita menyebut diri kita sebagai anak-anak Allah. Pertanyaannya, apakah sikap dan perilaku kita memang mencerminkan hal itu?

Mzm. 29; Yes. 1:1-4, 16-20; Rm. 8:1-8

Latest ARTICLE