24 March 2019 / Renungan Harian

Berbuah Dimulai Dari Diri Sendiri


media

BERBUAH DIMULAI DARI DIRI SENDIRI
Lukas 13:1-9

“… Tuan, biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya ….” (Luk. 13:8)

Komentator. Kehadirannya memang dibutuhkan dalam acara diskusi atau pentas pertandingan olahraga di TV. Tetapi acap kali menjengkelkan juga, sebab para komentator umumnya hanya pandai berkata-kata saja.

Yesus menolak gagasan bahwa kecelakaan atau kematian akibat kekejaman orang lain adalah hukuman Allah bagi orang berdosa. Semua orang pasti mengalami kematian. Cara dan waktunya yang beragam. Bagi Yesus, bertobat jauh lebih penting untuk dilakukan ketimbang menghakimi orang lain. Dengan percaya kepada Yesus, orang tidak lagi memusingkan bagaimana dan mengapa mati, tetapi bagaimana mengisi hidup. Sebab Kristus berjanji ada kehidupan sesudah kematian.

Melalui perumpamaan pohon ara yang belum berbuah di kebun anggur, tetapi mendapat kesempatan untuk dikelola lebih lanjut supaya berbuah, Yesus mengajak semua orang untuk menghasilkan buah dalam hidup selagi masih sempat, dalam bimbingan anugerah-Nya, sebab kehidupan ada batasnya.

Salah satu godaan yang menghasilkan perilaku yang buruk dalam hidup beriman ialah sibuk menilai dan mengkritisi yang terjadi pada orang lain, tetapi lalai untuk memperbaiki diri sendiri. Bukan berarti kita mengabaikan kehadiran orang lain, tetapi harus selalu ada keseimbangan dalam mencermati hidup. Bukankah banyak perubahan besar yang terjadi dalam kehidupan selalu dimulai dari perubahan diri sendiri terlebih dahulu?


 

REFLEKSI:

Melakukan perubahan yang menghasilkan buah kebaikan dalam hidup dimulai dari diri sendiri.

Yes. 55:1-9; Mzm. 63:2-9; 1Kor. 10:1-13; Luk. 13:1-9

Latest ARTICLE