(Ul.23:23)

">


14 February 2017 / Renungan Harian

Jangan Janji Palsu


media

Jangan Janji Palsu

Ulangan 23:21-23

"Apa yang keluar dari bibirmu haruslah kaulakukan dengan setia..." (Ul.23:23)

Biasanya pemimpin atau pejabat yang baru diangkat mengawali tugasnya dengan mengucapkan janji atau sumpah. Mereka berjanji atau bersumpah akan menjalankan tugasnya sesuai hukum, tidak menerima suap, dan seterusnya. Namun, dengan berlalunya waktu, banyak juga pejabat atau pemimpin yang tidak menepati janji atau sumpahnya. Ternyata, janji atau sumpahnya itu palsu. Pelaku janji palsu telah menjadikan dirinya sebagai penipu yang patut menerima sanksi hukum dan sanksi sosial dari masyarakat.

Salah satu ajaran penting yang harus dilakukan umat Tuhan adalah melakukan dengan setia apa yang dikatakannya. "Apa yang keluar dari bibirmu haruslah kaulakukan dengan setia..." (Ul.23:23). Ajaran itu diletakkan dalam konteks umat yang bernazar kepada Tuhan. "Nazar" artinya mengikatkan diri pada suatu janji kepada Allah. Jika seseorang bernazar, ia harus menepati janji yang telah diikatnya tersebut. Jika tidak, ia berdosa (Ul.23:21). "Berdosa" sebab ia menjadikan dirinya sebagai penipu. Bernazar atau tidak bernazar sebenarnya bukanlah keharusan. Namun, jika seorang berani bernazar, ia dituntut harus menepatinya.

Menepati janji atau nazar adalah sesuatu yang serius. Allah ingin agar umat-Nya menjadi orang yang dapat dipercaya, orang yang bertanggung jawab dalam melakukan apa yang dikatakannya. Janji kosong adalah dosa yang serius.

 


Doa:

Ya Allah, tolonglah agar kami menjadi orang yang setia. Amin

 

Mzm.119:9-16; Ul.23:21 -- 24:4; 10-15; Yak.2:1-13

Latest ARTICLE