12 December 2016 / Renungan Harian

Memotivasi Diri


media

Memotivasi Diri

Mazmur 42

Berharaplah kepada Allah! Sebab aku bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku! (Mzm.42:12)

Setiap orang pernah menangis. Namun, ada orang yang tidak dapat lagi menangis karena sudah tak ada lagi air mata yang dapat dikeluarkannya. Sumber air mata itu telah mengering akibat derita yang berkepanjangan.

Keadaan itu terlihat dalam Mazmur 42. Pemazmur begitu tertekan hatinya. Penderitaan seakan telah melekat pada dirinya. Penderitaan itu diungkapkannya dengan nada getir: "Air mataku menjadi makananku siang dan malam” (ay.4).

Dalam penderitaan yang tak berkesudahan, hatinya makin pedih tatkala mendengar orang lain bertanya, “Di manakah Allahmu?” Pertanyaan yang bernada menghakimi itu seolah berkata, “Orang ini telah ditinggalkan Allah. Buktinya, dia belum juga terlepas dari beban yang menimpanya.” Hal inilah yang membuat Pemazmur makin tersudut dan merasa ditinggalkan sendirian. Ia merasa kesepian.

Dalam situasi semacam itu, hal yang dapat menghibur hati Pemazmur ialah mengenang sejarah, sejarah ketika Allah begitu nyata dalam hidup. Kisah-kisah lampau kembali terbayang di dalam benaknya. Hal semacam itu tidak sekadar menghibur, tetapi juga memberi kekuatan. Pemazmur memotivasi dirinya untuk terus berharap dan bersyukur kepada Tuhan.

Mungkin anda pernah mengalami hal semacam itu. Memotivasi diri – untuk senantiasa berharap dan bersyukur kepada Tuhan – merupakan jawaban jitu kala duka menerpa kita.

 


Doa:

Tuhan, mampukan kami untuk senantiasa berharap kepada-Mu. Amin.

 

Mzm.42; Yes.29:17-24; Kis.5:12-16

 

Latest ARTICLE