22 December 2017 / Renungan Harian

Memuliakan ALLAH Jauh Lebih Utama


media

Memuliakan ALLAH Jauh Lebih Utama

2 Samuel 6:12-19

Apabila pengangkat-pengangkat tabut TUHAN itu melangkah maju enam langkah, maka ia mengorbankan seekor lembu dan seekor anak lembu gemukan. (2Sam. 6:13)

Daud telah melakukan kesalahan ketika ia memindahkan tabut Allah, yaitu menggunakan kereta yang ditarik lembu. Namun, kemudian ia menyadari kesalahannya itu. Kali ini ia tidak melanggar tata cara yang seharusnya. Para imam Lewi ditunjuknya sebagai pemanggul tabut Allah itu. Ketika tabut Allah diangkut menggunakan kereta yang ditarik lembu sesungguhnya arti kehadiran Allah dipandang rendah pada saat itu. Namun, kini Daud sedah menyadari kesalahannya dan kehadiran Allah kembali dimuliakan.

Lebih dari itu, sesungguhnya, hal yang diharapkan Allah adalah hati umat yang tetap terarah kepada-Nya dan bukan kepada allah-allah bangsa lain. Jadi, hal yang lebih penting di sini adalah bukan sekadar menaati tata cara membawa tabut, melainkan memuliakan Allah yang kehadirannya diwakilkan oleh tabut itu.

Suatu kali saya ditegur oleh Ibu saya ketika makan karena saya tidak memakai baju. "Kamu tidak menghormati Tuhan yang telah memberi semua berkat ini". Itu memang peraturan di rumah kami yang mungkin berbeda dari peraturan di tempat lain. Namun, intinya sama bahwa hal itu bukan sekadar taat pada aturan, melainkan ungkapan syukur dan ketaatan kita kepada Tuhan. Hal itu tentunya dapat diungkapkan dengan cara yang berbeda oleh setiap orang. Namun, ada satu hal yang sama, yaitu hati kita terarah kepada Tuhan yang layak menerima pujian dan sembah kita.

 


Doa:

Tuhan, kami ingin menaati-Mu karena kami mengasihi-Mu. Amin.

 

Mzm. 89:2-5, 20-27; 2Sam. 6:12-19; Ibr.1:5-14

Latest ARTICLE