15 September 2017 / Renungan Harian

Mengingat Bukan Mendendam


media

Mengingat Bukan Mendendam

Kejadian 41:53 - 42:17

Memang Yusuf mengenal saudara-saudaranya itu tetapi dia tidak dikenal mereka. (Kej. 42:8)

"Aku memaafkanmu, tetapi aku tidak sudi melupakannya." Itulah yang kerap terucap saat kita disakiti. Padahal, persoalan "tidak sudi melupakan" bisa menjadi sebuah gerbang dendam dan pembalasan. Pembalasan itu mungkin lebih berat dan lebih menyakitkan daripada yang pernah kita alami. Namun, apakah benar bila kita memaafkan, artinya kita harus melupakan apa yang pernah kita rasakan? Seharusnya hal itu tetap kita ingat. Diingat bukan untuk terus-menerus dinikmati rasa sakit hatinya atau dalam rangka membalas dendam, melainkan supaya kita tidak membuat orang lain merasakan sakit hati yang sama dengan perbuatan kita.

Yusuf sudah jadi mangkubumi, orang kedua paling berkuasa di tanah Mesir. Setelah tujuh tahun kelimpahan, datanglah tujuh tahun kelaparan. Ada banyak orang datang ke Mesir untuk membeli bahan makanan, termasuk keluarga Yakub. Saudara-saudara Yusuf yang pernah melakukan kejahatan terhadap Yusuf datang untuk membeli bahan makanan. Mereka tidak mengenali Yusuf lagi, tetapi Yusuf mengenali mereka. Yusuf tetap ingat dan tidak melupakan siapa saudara-saudaranya. Yusuf tidak mendendam. Yusuf hanya ingin agar saudara-saudaranya menyadari siapa dirinya dan tentu saja ia amat ingin menolong keluarganya sendiri.

Sakit hati yang pernah kita rasakan tidak boleh mendorong kita mendendam. Kita tetap ingat rasa sakit itu supaya kita tidak lakukan kepada orang lain

 


Refleksi:

Peristiwa yang menyakitkan kita perlu diingat bukan untuk dibalas, melainkan untuk tidak dilakukan kepada orang lain.

 

Mzm. 103:[1-7] 8-13; Kej. 41:53 - 42:17; Kis. 7:9-16

Latest ARTICLE