14 June 2017 / Berita Sukita Terkini

Selamat Memberdayakan
dan Membangun umatNya
Pnt Ezra Rinaldi


media

Percakapan Gerejawi
Pnt. Ezra Rinaldi
di Persidangan XXIX Majelis Klasis
GKI Klasis Bojonegoro
6 Juni 2017

 

Kontributor:
Yohanes Putra Pratama
(Kader GKI/ Notulis Persidangan)

Setelah melampaui berbagai proses kependetaan sebagai kader pendeta, 6 Juni 2017 yang lalu, pada Persidangan XXIX Majelis Klasis GKI Klasis Bojonegoro, Pnt. Ezra Rinaldi menjalani Percakapan Gerejawi sebagai langkah memperoleh keputusan final tentang kelayakannya menjadi pendeta GKI.

Percakapan dibagi menjadi dua topik, yakni tentang Tata Gereja dan Tata Laksana GKI dan tentang Ajaran GKI. Tentang Tata Gereja, Pnt.Ezra menguraikan topik “Isu Degeneratif.” Topik tersebut berangkat dari pengalaman berjemaat dan perhatiannya terhadap keberadaan anggota jemaat berusia lanjut (lansia) di GKI. Pemaparannya diawali observasi terhadap lansia secara personal, sosial, nasional, dan global, dan diikuti observasi terhadap Tata Gereja dan Tata Laksana sebagai Ekklesiologi GKI. Dari pemaparan tersebut, ayah dua orang anak ini memberikan analisa reflektifnya bahwa ada persoalan relasi dan eksistensi terkait isu degeneratif. Baginya gereja perlu memberi perhatian yang lebih dengan merangkul dan memberdayakan anggota jemaat berusia lanjut. Oleh karenanya diusulkannya rancangan aksi dalam bentuk edukasi, caring ministry, pemberdayaan terhadap jemaat lanjut usia berdasar potensi yang dimiliki agar tetap produktif. Pemaparan ini kemudian dilengkapi dengan percakapan pendalaman bersama dengan Pdt. Didik Tridjatmiko sebagai pemandu percakapan.

 

Salah satu pertanyaan yang muncul dari peserta persidangan adalah “Apakah Anda setuju mengatakan mereka (lansia) sebagai objek? Atau mereka sebagai subjek dalam Pembangunan Jemaat? Bagaimana pendapat Anda tentang pandangan GKI terhadap Pendeta Emeritus? Pemberdayaan apa yang harus dilakukan?” Dengan tegas, Pnt.Ezra memberi jawab bahwa “Saya tidak setuju jika lansia adalah objek. Fakta (hasil observasi) membuat kita harus menyadari bahwa perlu perhatian kepada isu degenerasi. Namun lansia bukan objek melainkan subjek karena mereka adalah manusia. Tata Gereja dan Tata Laksana sudah memberikan ruang mengenai sikap terhadap Pendeta Emeritus (tergolong lansia). Sehingga ini memperkuat alasan bahwa degenerasi dan pemberdayaan lansia adalah tantangan yang harus dijawab bersama-sama sebagai gereja.”

 

Kemudian, Tentang Ajaran GKI, “Manusia Perlu Sabat” dipilih sebagai topik pembahasan sebagai tanggapan atas realita sibuknya masyarakat masa kini. Kader yang menuntaskan studi teologinya pada Program Studi Pascasarjana Ilmu Teologi : Teologi Kependetaan (M.Div.) Universitas Kristen Duta Wacana, memaparkan mengenai Sabat sebagai sebuah pola yang penting. Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa manusia mempunyai ritme (pola) hidup. Pola ini tak lepas dari pola penciptaan dari Tuhan. Untuk itu manusia perlu kembali pada “fitrahnya” menjadi bagian dari penciptaan (menjalani sabat), yang di dalamnya Allah Sang Pencipta menjalani sabat (perhentian/peristirahatan).

 

Pemaparan mengenai ajaran ini juga diiringi pertanyaan pendalaman dari Pdt. Setyahadi selaku pemandu percakapan yang menyinggung akan adanya pergeseran makna yang pernah terjadi, dan salah satu pertanyaan yang secara langsung mengarah pada hidup menggereja di GKI adalah “Ada pendapat bahwa GKI tidak mengajarkan tentang sabat. Bagaimana dengan hal ini?” Pnt.Ezra dengan lugas menjawab bahwa “GKI mengajarkan sabat mulai dari materi katekisasi hingga Tata Gereja. Karena itu dapat dikatakan GKI bukan hanya mengajarkan tapi juga menerapkan. Salah satu contohnya adanya Cuti Tahunan maupun Cuti Besar bagi Pendeta dalam satu tahun pelayanan atau suatu masa pelayanan tertentu.” Pertanyaan-pertanyaan yang muncul dari peserta persidangan pun mampu dijawab dengan baik oleh Pnt. Ezra.

 

Percakapan telah usai, dan sebagai keputusan akhir disampaikan bahwa Pnt. Ezra Rinaldi dinyatakan layak menjadi pendeta GKI. Selamat melanjutkan karya layanan sebagai Pendeta GKI dengan basis pelayanan di GKI Pregolan Bunder – Surabaya. Selamat terus memberdayakan dan membangun umatNya.