GKI Madiun
1 Juni 2017
Kontributor:
Timotius Handoko Setiawan
Anggota GKI Madiun
“Bapak puasa ?” pertanyaan yang disampaikan dengan nada lembut ini dijawab oleh pengendara sepeda motor yang berhenti di depannya “iya puasa” lalu sambil menyorongkan sebungkus plastik kepada bapak itu, ibu yang berpakaian merah-putih tadi menyahut “Selamat menunaikan ibadah puasa pak, ini takjil untuk berbuka puasa”….
Indahnya berbagi, cantiknya kebersamaan dalam keberagaman… Pada hari Kamis, 1 Juni 2017, kami warga GKI Madiun yang terhimpun dalam Club Hiking Thunak Thunuk merogoh kocek mengumpulkan dana untuk dirupakan menjadi paket-paket takjil. Rencananya takjil tersebut akan dibagikan sore ini kepada masyarakat yang berpuasa untuk berbuka. Sore tadi terkumpullah 130 paket takjil berupa 1 cup sari tebu dan 2 potong kue yang siap dikemas dan dibagikan. Acara ini dikoordinasi oleh Bapak Puguh. Pukul 16.30 kami berkumpul di bengkel Bapak Puguh untuk mengemas dalam paket-paket takjil dan mengumpulkan di bak-bak yang sudah disediakan. Setelah selesai pengemasan, kami berdoa mengucap syukur dan mohon Tuhan menyertai dan memberkati acara ini.
Sekitar pukul 17.00 kami berangkat menuju lokasi yang jaraknya sekitar 200 meter dari gereja, kami memakai seragam merah–putih malah ada yang memakai atribut logo dan nama GKI serta salib. Begitu tiba di lokasi, paket takjil kami letakkan di trotoar, datanglah berbondong-bondong tukang becak, tukang parkir dan orang-orang dari arah pasar kepada kami. Segera kami membagikan kepada mereka masing–masing satu paket. Setelah rombongan itu datang kepada kami pengendara motor dan mobil yang sengaja berhenti untuk meminta takjil, banyak diantaranya yang berbusana muslim. Dengan senang kami berbagi sambil bersyukur bahwa mereka menerima kami tanpa syak wasangka itu tampak dari wajah mereka yang tersenyum dan ucapan terima kasih yang tulus. Sebagian dari kami juga aktif membagikan takjil kepada pengendara lain yang berhenti agak jauh dari kami. Tidak sampai 30 menit semua paket takjil yang kami persiapkan ludes. Kami semua berjalan pulang dengan rasa puas sambil bersyukur dan terbinar di wajah kami sukacita yang meluap. Acara kami tutup dengan evaluasi dan doa.
Takjil itu kami sebut Takjil Pancasila karena kami sedang merayakan hari jadi Pancasila tanggal 1 Juni. Takjil itu adalah wujud dan praktek nyata tentang Pancasila. Melalui pembagian takjil itu kami merasa bahwa kita semua adalah anak bangsa, Indonesia yang satu dalam kebhinekaan. Melalui takjil itu kami yang warga gereja ini turut berempati dan bersimpati kepada saudara muslim yang sedang beribadah puasa, kami turut merasakan betapa dahaga dan laparnya berpuasa oleh sebab itu kami berbagi takjil untuk berbuka puasa bagi saudara muslim. Kami memang berbeda agama dan keyakinan namun kita semua adalah putra-putri pertiwi yang bernaung di bawah Pancasila yang mempersatukan kita.
“Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga." (Matius 5:16). Ayat inilah yang menginspirasi kami untuk bertindak, karena tubuh kita adalah persembahan yang hidup bagi Tuhan. Biarlah melalui gesture, perkataan dan tindakan kita, Tuhan makin dipermuliakan. Andai saja gereja-gereja lain juga berbagi rasa dan sukacita Tuhan, nama Tuhan akan makin dipermuliakan juga kesatuan dan persatuan bangsa akan makin kokoh.