Minumlah sampai mabuk dan muntah-muntah! Rebahlah dan jangan bangun lagi, oleh karena pedang yang hendak Kukirimkan ke antara kamu!”
(Yer. 25:27)
Tuhan menugaskan Nabi Yeremia bukan hanya kepada Yehuda dan atas Babel, tetapi juga kepada segala bangsa. Mereka adalah: Mesir, Us, Filistin, Edom, Moab, Amon, Dedan, Bus, dan lain-lain. Tugas Yeremia adalah memabukkan mereka karena Tuhan akan menghukum mereka. “Pedang Kukirimkan ke antara mereka,” firman TUHAN, selagi mereka mabuk, muntah-muntah, dan rebah. Berita itu disampaikan melalui metafora memabukkan dengan meminumkan anggur kehangatan amarah. Amarah Tuhan itu adalah “malapetaka menjalari dari bangsa ke bangsa, badai besar berkecamuk dari ujung-ujung bumi.”
Awal 2020 dunia ditimpa malapetaka Covid-19. Akibatnya, banyak orang yang meninggal, tidak terhitung orang yang menjadi sakit; banyak negara jatuh ekonominya; banyak perusahaan yang menjadi lumpuh selama beberapa bulan; banyak orang mengalami pemutusan hubungan kerja, jatuh miskin, dan terluka batinnya; kegiatan sosial baik profit maupun non-profit terhenti. Dunia mengalami bencana dan kerugian besar. Dampaknya masih terasa hingga kini.
Sesekali dalam hidup, manusia mengalami bencana atau malapetaka yang tak terhindarkan. Hal ini mengingatkan bahwa ada kekuatan lain yang jauh lebih besar daripada kita. Salah satu kekuatan itu adalah kejahatan. Maka, bagi orang beriman, takut dan tetap berpaut hanya pada Allah adalah pegangan hidup setiap saat dalam situasi baik dan buruk.
DOA:
Pimpinlah kami untuk berpegang hanya pada kekuatan-Ku di dalam malapetaka. Amin.
Mzm. 102:2-18; Yer. 25:15-32; Mat. 10:5-15