“Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku ....”
(Yoh. 10:14)
Setiap kemampuan harus selalu dilengkapi dengan karakter dan komitmen yang baik. Tindakan semahir apa pun jika dilakukan tanpa pikiran yang sehat, hati yang tulus, dan jiwa yang mengasihi, menjadi tindakan yang mementingkan diri sendiri. Tidak akan ada sukacita dan kedamaian yang hadir dalam sikap seperti ini.
Orang upahan yang bukan gembala dan pemilik, menggembalakan domba-domba demi uang. Namun, gembala sejati menggembalakan domba miliknya karena cinta kasih. Bukan saja cekatan dan mampu, tetapi karakter dan komitmennya teruji. Tuhan Yesus menghadirkan diri-Nya sebagai sosok gembala yang baik kepada mereka yang dilayani-Nya. Hubungan yang terjalin bukan saja saling tahu, tetapi saling kenal. Ada pengertian yang mendalam, kepedulian dan memahami apa yang paling dibutuhkan. Melalui karya Kristus, kasih Bapa terbuka lebar dan dialami banyak orang. Dampak perubahan hidup terlihat nyata.
Kristus mengenal kita dengan sangat baik. Ia menghendaki supaya hidup yang telah diselamatkan oleh-Nya itu, kita isi dengan terus mengenal pengajaran kasih-Nya. Luka-luka hidup kita dicermati dan dibalut-Nya. Mungkin ada saat kita harus melewati lembah kekelaman. Namun, gada dan tongkat-Nya menenangkan jiwa kita. Adakalanya kita dikelilingi “para serigala” yang hendak merenggut kedamaian kita. Namun, ingatlah bahwa bagi Kristus, kita ini seberharga darah dan nyawa-Nya sendiri.
REFLEKSI:
Apakah kita sudah mengenal Kristus yang sudah menggembalakan kita dengan sangat baik?
Mzm. 14; Yer. 4:13-21, 29-31; Yoh. 10:11-21