11 February 2023 / Renungan Harian

HANYA DI BIBIR, TIDAK DI HATI


media

“Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku.”

(Mat. 15:8)

Beberapa orang Farisi dan ahli Taurat mempertanyakan pola pengajaran Yesus kepada para murid. Bagi mereka, Yesus mengajarkan para murid melanggar adat istiadat nenek moyang perihal mencuci tangan sebelum makan. Zaman itu, pada satu sisi, mendapatkan air bersih tidak semudah di zaman kini. Di sisi lain, sanitasi tidak sebersih zaman kini. Karena itu, mencuci tangan sebelum makan diadatkan demi kesehatan masyarakat. Namun, begitu diadatkan, terminologi najis dan murni menyetara dengan ranah kotor dan bersih.

Pertanyaan orang-orang Farisi dan ahli Taurat, bagi Yesus, adalah pertanyaan munafik. Mereka memberlakukan adat secara tidak konsisten, hanya demi membenarkan pendirian mereka. Atas perilaku mereka, Yesus mengajarkan tentang menaati firman hingga masuk ke hati (Yun. kardia), bukan sekadar hafalan. Sebab, dari kardia (rasa dan pikir) keluar kata dan laku yang murni atau najis.

Dalam renungan kemarin, firman Tuhan mengajarkan tentang bersikap, bukan berteori. Hari ini, firman Tuhan mengajarkan tentang menaati firman dari hati, bukan hanya di mulut. Menyimpan ajaran Tuhan hanya di kepala akan menjadikah firman sebagai teori dan hafalan yang dipertontonkan. Memasukkan firman hingga ke hati akan memuliakan Allah melalui kesejalanan antara kata dan perbuatan. Intinya, ketaatan kepada firman dalam keseharian akan terlihat di dalam praksis kehidupan, bukan hanya wacana.

DOA:

Ya Allah, bimbinglah saya menjalankan firman-Mu secara taat dan konsisten di dalam keseharian. Amin.

Mzm. 119:1-8; Ul. 30:1-9a; Mat. 15:1-9

Latest ARTICLE