“... mereka bernubuat palsu kepadamu demi nama-Ku. Aku tidak mengutus mereka, demikianlah firman TUHAN.”
(Yer. 29:9)
Kebencian Tuhan terhadap saksi dusta digambarkan oleh firman hari ini. Begitu cinta-Nya akan kebenaran sehingga Tuhan membenci nabi yang bernubuat palsu. Nubuat-nubuat itu telah memperdaya umat sehingga umat lengah. Tuhan murka sehingga dua raja Yehuda akan mati dieksekusi oleh raja Babel. Yeremia sebagai nabi TUHAN yang memberitakan nubuat dan murka itu kepada umat. Namun, bangsa Yehuda bukan hanya tidak percaya kepada Nabi Yeremia, tetapi juga menghukum, membuang, dan memenjarakannya.
Umat tidak percaya kepada berita Yeremia karena beritanya dianggap nyinyir. Suara Yeremia sumbang dan bikin pekak telinga. Bagi Yehuda, Yeremia bukanlah nabi yang berpihak kepada Yehuda yang waktu itu terdesak oleh kekuatan Babel. Yeremia malahan lebih banyak memberitakan kejatuhan dan kehancuran Yehuda ketimbang kemenangannya melawan Babel. Bagi Yehuda, Yeremia bukan nabi yang berpihak dan menyenangkan umat.
Panggilan umat Kristen bukan hanya menjadi saleh, tetapi juga cerdas mendengarkan dan memberlakukan firman. Kecerdasan mengarahkan seseorang berhikmat dalam membedakan pemberitaan yang hanya menyenangkan atau menyadarkan; meninabobokan atau membuat waspada; memperbodoh atau membuat kritis; menghalusinasikan atau mengangkat realita; memperlena kerohanian atau memperdalam iman. Firman bukan sekadar menyenangkan telinga, melainkan mengarahkan kita berbuat dan memberlakukan firman.
DOA:
Ya Tuhan, kami mau menjadi pelaku firman yang cerdas dan berhikmat. Amin.
Mzm. 102:2-18; Yer. 29:8-23; Kis. 26:24-29