13 October 2022 / Renungan Harian

SEMUA MANUSIA ADA DI DALAM ALLAH


media

... kita berasal dari keturunan Allah ....

(Kis. 17:29)

Rasul Paulus berdiri di Areopagus dan bersaksi tentang Allah yang menjadikan bumi dan segala isinya. Hal itu terjadi di hadapan banyak orang yang beribadah kepada Allah yang tidak dikenal. Paulus mempersaksikan bahwa Allah yang disembah adalah Tuhan atas langit dan bumi, yang memberikan hidup dan napas kepada semua orang, dan “tidak diam dalam kuil-kuil buatan manusia.“ Namun, dalam kesaksian itu, Paulus mengatakan bahwa “kita berasal dari keturunan Allah juga.”

Penyebutan “kita“ mengindikasikan bahwa Lukas, penulis kitab ini, memandang segala keanekaan manusia berasal dari Allah yang sama. Allah itu hanya satu dan sama. Allah yang satu itu adalah Allah bagi semua orang. Keberbagaian manusia membuat keberbagaian cara beribadah atau beritual. Maka, lahir berbagai macam agama yang memayungi dan mengatur ibadah masing-masing. Berbeda cara beribadah, berbeda melakukan ritus, tetapi menyembah Allah yang sama juga. Allah, Sang Khalik, tidak lebih daripada satu.

Dewasa ini, hampir segala sudut bumi berisi kemajemukan, termasuk majemuk pemeluk agama dan kepercayaan. Karunia Tuhanlah bahwa bumi ini berisi kemajemukan manusia. Maka, panggilan kepada setiap orang adalah hidup bersama dalam kemajemukan; mengunggulkan kekhasannya hanya untuk pegangan sendiri; tidak memandang rendah kekhasan orang lain, termasuk agama orang lain; dan mengucap syukur kepada Tuhan karena keanekaan manusia.

DOA:

Ajarlah kami menerima keberadaan keberbagaian umat manusia di sekitar kami, ya Tuhan. Amin.

Mzm. 119:97-104; Yer. 26:1-15; Kis. 17:22-34

Latest ARTICLE