“Aku telah memukul kamu dengan hama dan penyakit gandum, telah melayukan taman-tamanmu dan kebun-kebun anggurmu, pohon-pohon ara dan pohon-pohon zaitunmu dimakan habis oleh belalang, namun kamu tidak berbalik kepada-KU,”
(Amos 4:9)
“Jangan buruk rupa cermin dibelah karena cermin hanya menampilkan fakta.” Peribahasa ini hendak mengingatkan kita untuk menerima teguran, mengakui kesalahan, dan memperbaiki kelakuan. Teguran umumnya disampaikan karena adanya rasa peduli dan tujuannya positif untuk membangun kehidupan kita menjadi makin baik.
Amos 4:6–13 berisikan teguran Tuhan kepada bangsa Israel. Israel ditegur Tuhan karena pola beribadah mereka yang salah di hadapan Tuhan. Ibadah mereka begitu meriah, tetapi kering akan kasih kepada Tuhan dan sesama. Ibadah hanya sebatas rutinitas tanpa makna sehingga tidak berdampak pada proses pembaruan hidup mereka. Mereka tetap hidup dalam dosa. Tuhan menolak pola ibadah yang seperti ini. Teguran Tuhan melalui kegagalan panen gandum serta pohon ara dan pohon zaitun yang tidak menghasilkan buah bertujuan agar mereka peka dan sadar akan dosa mereka. Namun amat disayangkan, teguran Tuhan dianggap sepi oleh mereka. Mereka menolak teguran Tuhan dan karena itu mereka tidak bertobat.
Teguran Tuhan kepada kita melalui orang lain atau berbagai peristiwa yang mengingatkan kesalahan kita bukan karena Tuhan benci kepada kita, melainkan tanda kasih-Nya kepada kita. Teguran Tuhan harus kita respons dengan baik dan melakukan introspeksi diri karena teguran Tuhan selalu mendatangkan kebaikan bagi kita.
REFLEKSI:
Tuhan menegur kita agar kita mengetahui dan menyesali
kesalahan serta hidup sesuai dengan kehendak-Nya.
Mzm. 70; Am. 4:6-13; Mat. 24:1-14