... dasar yang diletakkan Allah itu teguh ....
(2Tim. 2:19)
Hal yang paling mengasyikkan adalah ngobrol ngalor-ngidul. Artinya, ngobrol tanpa isi (dengan teman). Padahal umumnya, orang hanya betah membaca 1 sampai 2 jam; berjalan sekitar 30 menit; beribadah sekitar 60 menit; menonton film 2 sampai 3 jam. Namun, waktu seharian atau semalaman bisa dihabiskan orang untuk bersilat kata.
Penulis surat kepada Timotius mewanti-wanti bahwa bersilat kata adalah pekerjaan (hal) tidak berguna dan mengacaukan. Negara kita sering mengalami bencana sosial dan material yang disebabkan oleh hoaks. Orang asal bicara dan menyebarkan berita, tanpa bukti. Orang asal percaya, tanpa logika dan berpikir jernih. Orang asal berdebat, tanpa ingin mendengarkan dan mencari kebenaran. Bukan hanya buang-buang waktu, bersilat kata juga dapat menimbulkan huru-hara. Firman Tuhan mengingatkan bahwa hendaknya kita menjadi mulia laksana perabot emas dan perak dalam rumah tangga.
Menjadi mulia adalah dengan mengejar keadilan, kesetiaan, kasih, dan damai bersama orang-orang berhati murni. Intinya adalah pergaulan. Kita perlu selektif memilih teman-teman kita. Pergaulan, baik di dunia nyata dengan bersemuka maupun di media sosial dalam jaringan, sama-sama kuat pengaruh baik atau buruknya. Kelahiran setiap orang adalah bukan pilihannya, tetapi mengisi hidup dan bergaul adalah pilihan. Jika menjadi mulia dalam hidup, kita dapat memimpin orang lain mengenal kebenaran.
DOA:
Ajarlah kami mengisi pembicaraan dengan tak mencemari nama-Mu. Amin.
Mzm. 119:97-104; Yer. 26:16-24; 2Tim. 2:14-26