Mazmur 126
TUHAN telah melakukan perkara besar kepada kita, maka kita bersukacita. (Mzm. 126:3)
Ziarah berarti mengunjungi tempat-tempat yang dianggap sakral, penting atau suci menurut ketentuan agama. Dalam berziarah, orang beranggapan di tempat suci itulah mereka bisa mengalami kedekatan atau perjumpaan dengan Tuhan.
Ziarah menurut pemazmur berbeda. Tuhan bukan saja bisa ditemui di tempat tertentu yang sakral, tetapi juga di dalam kehidupan umat-Nya. Itu yang kita pelajari dari firman Tuhan hari ini. Pemazmur mengisahkan perjalanan umat Tuhan sebagai sebuah ziarah. Ketika umat-Nya sengsara, Tuhan memulihkan keadaan mereka (ay. 1). Hal itu membuat mereka bersukacita (ay. 3). Pengalaman itu menguatkan mereka ketika sedang susah atau menderita. Mereka percaya, Tuhan yang sama akan memulihkan mereka. Mereka percaya, air mata mereka akan berganti dengan sorak sorai, kesusahan mereka akan berganti kegembiraan (ay. 5-6). Di dalam dan bersama Tuhan, mereka dimampukan untuk terus berpengharapan.
Perjalanan hidup kita juga suci. Mengapa? Sebab di dalamnya Tuhan hadir dan menyertai. Karena itu kita bisa katakan, perjalanan hidup kita adalah ziarah yang kita jalani bersama Allah. Meyakini itu seharusnya membuat kita bisa bersyukur dan terus berharap. Bersyukur karena kita sadar kalau kita mengalami kebaikan, itu karena Tuhan. Berharap, sebab kita percaya, kita bisa melewati kesulitan karena di situ ada Tuhan. Ia senantiasa menyertai ziarah yang kita jalani.
DOA: Ya Tuhan, mampukan kami merasakan kehadiran-Mu, sehingga melihat hidup kami sebagai sesuatu yang indah dan suci. Amin.
Mzm. 126; Kel. 12:21-27; Yoh. 11:45-57