Belajar dari Imlek
Sebuah Tinjauan Strukturalis Anthropologis
oleh
H.T. Hien
Rasanya tidak salah kalau menyebut Perayaan Tahun Baru Imlek adalah perayaan terbesar ketiga di dunia setelah Perayaan Tahun baru 1 Januari dan Perayaan Natal. Menurut Forbes Asia, pada Perayaan Imlek 2017 ini terjadi migrasi manusia terbesar di dunia : 2,5 milyar memakai jalur darat, 356 juta memakai jalur Kereta Api, 58,3 juta menggunakan Pesawat Terbang dan 43,5 juta menggunakan Kapal. Mereka mengadakan perjalanan demi merayakan Imlek.
Tahun Baru Imlek dirayakan di berbagai negara yang di dalamnya terdapat warga keturunan Cina. Perayaan - perayaan biasanya bersifat lokal atau paling besar bersklala nasional, namun Perayaan Tahun Baru Imlek (selanjutnya disebut imlek) ini berskala trans-nasional karena di beberapa negara Hari Raya Imlek dijadikan hari libur nasional, bahkan Sydney, London,dan San Francisco mengklaim diri sebagai tuan rumah Imlek terbesar di dunia di luar Asia dan Amerika Selatan. Parade Imlek di jalanan diadakan di berbagai kota besar dunia. Imlek juga bersifat trans-etnic karena dirayakan baik oleh orang Tionghoa (Cina) maupun bukan Tionghoa, terlebih lagi ia dinantikan dan dinikmati oleh berbagai kalangan masyarakat dunia. Imlek seakan terlahir menjadi warisan budaya global.
Pada masa Imlek, festival dan berbagai pajangan digelar di klenteng serta di banyak tempat seperti pusat keramaian, pusat perbelanjaan, restauran, toko, mall, hotel, tempat wisata dll. Jauh - jauh hari gemerlap Imlek digebyarkan melalui berbagai media baik media formal maupun media sosial. Pasar mempersiapkan segala keperluan Imlek seperti pakaian, asesori, makanan dan berbagai keperluan lainnya. Pada puncak Imlek kemeriahan menjadi total, warna merah mendominasi, kembang api dan petasan serta tarian barongsay dan tarian naga disuguhkan. Imlek menjadi tontonan dan hiburan masyarakat yang tidak merayakannya pula, makanan dibagikan secara gratis, uang dalam amplop merah (angpao) disebarkan, tarian dan berbagai kesenian serta hiburan dipentaskan, suasana menjadi begitu meriah dan sukacita.
Namun .... Imlek ternyata pernah dilarang di negara asalnya, Cina. (Artikel selengkapnya dapat Anda baca di tautan/link berikut ini : http://bit.ly/BelajarDariImlek )