03 January 2017 / Berita Sukita Terkini

GEREJA HARUS IKUT MERAWAT KEBHINEKAAN


media

HAUL Gus Dur ke-7
23 Desember 2016
Pendopo Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Disporabudpar)
Kab. Sidoarjo

 

 

 

Kontributor:
Pdt. Yoses Rezon Suwignyo (Gusdurian Sidoarjo)

Semua dimulai dari "Menebar Damai, Menuai Rahmat" sebuah tema besar yang diusung keluarga Ciganjur untuk memperingati HAUL Gus Dur ke 7, pada tanggal 23 Desember 2016. Acara tersebut mulai ramai dibicarakan mengingat Presiden RI Joko Widodo dan beberapa tokoh-tokoh ternama pun hadir untuk mengukuhkan semangat perjuangan bapak pluralisme Indonesia. Tentunya acara ini menjadi penyejuk dan membawa kesegaran ditengah maraknya virus intoleransi yang akhir-akhir ini membawa suhu panas dikalangan internal bangsa. Tak heran, rangkaian memperingati HAUL Gus Dur inipun membawa dampak yang besar untuk diperingati diberbagai tempat di seluruh Indonesia, termasuk juga luar negeri. Adalah komunitas-komunitas yang menjadi pengagum dan penerus pemikiran Gus Dur, atau yang sering disapa Gusdurianlah yang menginisiasi acara Haul Gus Dur dapat terselenggara diberbagai tempat. Seperti banyak diketahui Jaringan Gusdurian ini digagas oleh putri sulung Gus Dur, yaitu Alissa Wahid, sejak beberapa tahun yang lalu dan sudah menyebar diberbagai tempat serta terkoneksi satu dengan yang lain.

 

Kemarin, 30 Desember 2016 Gusdrian Sidoarjo merefleksikan tema "Gus, tanpamu semua jadi repot" untuk diangkat di acara Haul Gus Dur ke 7. Setidaknya tercatat lebih dari 400 orang dari berbagai lintas iman ikut dan hadir dalam acara tersebut memenuhi halaman pendopo Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Disporabudpar) Kab. Sidoarjo. Acara tersebut dibuka dengan hentakan semangat menyanyikan lagu "Indonesia Raya" dipandu oleh Paduan Suara Harmonia Vox Choir dari GKI Sidoarjo. Dimana semua orang berdiri dan serentak bernyanyi walaupun gerimis menghampiri para peserta.

 

Acara ini dikemas dengan sentuhan kebudayaan yang menarik agar semangat Kebhinekaan benar benar dirasakan kembali. Setidaknya tampilan Banjari dari ponpes Al-Khozini, Pencak Silat Pagar Nusa, Puisi dari Cak Durasim, Syiir Tanpo Waton, Teater Sae dari Unusida dan Barongsai dari Klenteng Boen Bio mewarnai indahnya kebudayaan serta etnis Indonesia. Namun, selain kesenian dan kebudayaan acara inipun diteguhkan dengan Orasi Kebangsaan serta semangat mendoakan bangsa sembari mengenang perjuangan dan semangat yang diwariskan oleh Gus Dur. Doa ini dipimpin oleh para tokoh-tokoh agama yang mewakili agama dan kepercayaan di Indonesia yaitu K.H. Moh. Nizam (Islam), Pdt. Simon Filantropha (Kristen), Rm. Siga (Katolik), Samanera Kristanto Budhiaji (Budha), Ks. Anuraga (Konghucu), Dr. Otto Bambang Wahyudi (Penghayat Kepercayaan), I Gusti Agung Cok (Hindu).

 

Pada akhirnya, peserta mengikrarkan diri dengan berkata "Gus, tanpamu kami semua SIAP repot, untuk negeri kami tercinta Indonesia".

 

 

Galeri Foto:


Pelaksanaan HAUL GUSDUR Ke-7 di berbagai kota di Indonesia


Persembahan Tari dan Atraksi:
Pencak Silat Pagar Nusa


Persembahan Tari dan Atraksi:
Barongsai dari Klenteng Boen Bio


Doa-doa yang dipimpin oleh pemuka-pemuka agama dan kepercayaan


Lagu "Indonesia Raya" dipandu oleh
Paduan Suara Harmonia Vox Choir dari GKI Sidoarjo