25 April 2020 / Berita Sukita Terkini

GKI BOJONEGORO BERGERAK


media

Berbagai macam informasi mengenai COVID – 19 dengan begitu mudah memenuhi ruang baca dan ruang dengar kita, seakan berbagai macam berita yang lain tak lagi menarik untuk disimak dan diresponi. Alih-alih menambah pengetahuan supaya bisa lebih bijak dalam beraktivitas, nyatanya berbagai informasi diatas telah membelenggu sebagian orang dengan rasa takut dan kuatir yang berlebihan. Mengapa bisa demikian ? Karena mata dan telinga rupa-rupanya hanya terfokus pada informasi tentang begitu cepatnya virus ini tersebar tak memandang staus sosial, banyaknya korban berjatuhan baik dari masyarakan biasa, pejabat pemerintahan bahkan tenaga medis, bahkan negara besarpun dibuat kalang kabut olehnya.

Tanpa sosialisasi yang memadai, keputusan yang dibuat dengan begitu mendadak oleh beberapa gereja untuk meniadakan kegiatan persekutuan doa, latihan paduan suara dan bahkan kebaktian minggu (atau menggantinya dengan cara online) telah memunculkan keresahan diinternal jemaat, beberapa merasa dibuat kaget dan semakin panik. Akhirnya, yang terjadi kemudian adalah hanya berdiam dalam ruang pribadi. Mencoba memenuhi kebutuhan dan bahkan kepentingan pribadi atau keluarganya tanpa mau peduli dengan kenyatan pergumulan diluar. Menjadi abai dengan panggilan untuk menjadi sahabat bagi sesama.

Untuk itulah, dengan berpijak pada penghayatan akan panggilan umat untuk terlibat langsung dalam pergumulan yang terjadi ditengah-tengah masyarakat maka dalam sebuah rapat singkat di WA grup Majelis Jemaat disepekati untuk segera membentuk tim “GKI Bojonegoro Bergerak – Peduli Pandemi COVID – 19.” Tanpa melupakan koordinasi dengan pemerintah & tim yang telah dibentuk oleh GKI SW Jatim, berbagai kegiatanpun mulai disusun. Kekuatan tim ditopang penuh oleh respon yang positif dari jemaat untuk terlibat dalam penyediaan dana, barang dan tenaga yang dibutuhkan. kegiatan yang dilaksanakan diantaranya :  

  1. Penyemprotan disinfektan.Bekerjasama dengan sahabat dari Gusdurian, BAMAG, dan BANSER. Dilakukan serentak untuk untuk beberapa gereja dan secara periodik untuk gereja dan jemaat yang memerlukan.
  2. Tempat cuci tanganDiletakkan dibeberapa titik seperti depan gereja, pertokoan dan pasar, dengan tetap melibatkan jemaat supaya bisa menjaga ketersediaan air dan sabun pembersihnya.
  3. Pembagian sembakoPaket sembako disalurkan kepada anggota masyarakat yang terdampak kehidupan ekonomi secara langsung karena kehilangan pekerjaan atau pendapatannya berkurang drastis. Bingkisan kasih yang berisi beras, minyak goreng, kecap, mie instan diantaranya diserahkan kepada tukang becak dan warga di sekitar gereja dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan yang diharuskan. Setidaknya sembako yang mereka dapatkan menjadi pengingat bahwa mereka tak bergumul sendiri dan masih memiliki pengharapan yang baik atas hidupnya.
  4. Bantuan untuk RSUD & Puskesmas.Tim juga berusaha untuk membagikan APD, handsanitiser, masker, face shield, apron ke rumah sakit dan puskesmas terdekat karena merekalah yang akan berhadapat langsung dengan pasien.

 

Apa yang sedang dikerjakan adalah perwujudan dari keyakinan kita bahwa Tuhan pasti akan merubah situasi yang ada sebagaimana firmanNya dalam Yeremia 33 : 6, Sesungguhnya, Aku akan mendatangkan kepada mereka kesehatan dan kesembuhan, dan  Aku akan menyembuhkan mereka dan akan menyingkapkan kepada mereka kesejahteraan dan keamanan yang berlimpah-limpah .”

Pdt. Iwan Soekmono