28 November 2017 / Renungan Harian

Dari Ratapan Menjadi Syukur


media

Dari Ratapan Menjadi Syukur

Mazmur 7

Aku hendak bersyukur kepada TUHAN karena keadilan-Nya, dan bermazmur bagi nama TUHAN, Yang Mahatinggi. (Mzm. 7:18)

Tetangga saya meratap berhari-hari. Mereka menangisi kematian anaknya. Mereka menangis sambil menyebut kebaikan-kebaikan anaknya. Usia anaknya masih sangat muda. Ia meninggal karena kecelakaan motor. Mereka meratap sedih tak berdaya seakan kematian anak itu akhir dari segalanya.

Daud juga meratap. Mulanya Daud sedih tak berdaya, tetapi ia berubah di akhir ratapannya. Dalam ketidakberdayaannya, Daud berseru kepada Tuhan. Ratapannya dapat dipilah menjadi 4 bagian. Pertama, Daud berserah sepenuhnya kepada Tuhan (ay. 2-6). Kedua, Daud meminta agar Tuhan sendiri bekerja atau bertindak sebagai hakim yang agung (ay. 7-10). Ketiga, cara Daud memandang musuhnya (ay. 11-17). Keempat, Daud memuji Tuhan (ay. 18). Tampaknya ada perubahan cara pandang antara bagian awal dan bagian akhir. Daud yang tadinya menjadi korban tak berdaya menjadi Daud yang percaya pada kuasa Tuhan.

Dalam perjalanan iman kita, ada kalanya kita juga merasa tidak berdaya. Kita mengeluh, menangis, bahkan meratap. Namun, belajar dari pengalaman Daud, Tuhan tidak membiarkan kita meratap tak berdaya sendirian. Sebagai anak-Nya, kita diajak untuk melewati sebuah proses pergumulan di mana Tuhan hadir di sana. Kehadiran Tuhan dapat mengubah ketidakberdayaan kita menjadi pujian. Mari nantikan dan rayakan saat itu!

 


Refleksi:

Tidak ada masalah yang terlalu besar jika kita disertai Tuhan!

 

Mzm. 7; Est. 8:3-17; Why. 19:1-9

Latest ARTICLE