16 October 2022 / Renungan Harian

KEKUATAN DALAM KELEMAHAN


media

“Tidakkah Allah Akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang-malam berseru kepada-Nya?”

(Luk. 18:7)

Ada dua ekstrem dalam perumpamaan Yesus yang menjadi renungan hari ini. Satu sisi, hakim yang tidak takut akan Allah, tidak menghormati siapa pun, dan lalim. Di lain sisi, janda. Janda, dalam Lukas, menggambarkan ketidakberdayaan secara ekonomi dan kekuasaan. Janda tersebut tak jemu-jemu mendatangi hakim lalim itu untuk mengajukan perkaranya. Ujung-ujungnya, si hakim menyerah juga karena keuletan si janda. “Baiklah aku membenarkan dia, supaya jangan terus saja ia datang dan akhirnya menyerang aku,“ gumam si hakim.

Secara elok, Lukas mengisahkan bahwa pada dasarnya kekuatan manusia ada lemahnya, dan kelemahan manusia itu mengandung kekuatan. Sekuat-kuatnya sifat manusia, ia ada batasnya. Sebaliknya, selemah-lemahnya kondisi manusia, ia mengandung kekuatan. Meskipun situasi si hakim dan si janda hanya kejadian sesaat dalam hidup, tetapi memang ada kekuatan tak terduga itu.

Perumpamaan ini merupakan ajaran Yesus tentang iman. Iman terwujud dalam ketekunan. Tekun adalah tidak jemu-jemu berupaya, berusaha, bekerja, dan berikhtiar. Iman bukanlah hasil yang diperoleh secara gratis, instan, atau cuma-cuma. Iman adalah usaha keras seseorang dalam mempertaruhkan kebenaran dan hidupnya. Jadi, seorang beriman bukan yang memperoleh hasil tanpa bekerja atau hanya berdoa dan langsung mendapat; melainkan yang belajar, tekun, dan berusaha sekuat tenaga dan pikiran.

DOA:

Sertai kami dalam berusaha dengan mengandalkan kekuatan-Mu, ya Allah. Amin.

Yer. 31:27-34; Mzm. 119:97-104; 2Tim. 3:14-4:5; Luk. 18:1-8

Latest ARTICLE