05 February 2022 / Renungan Harian

PELAYANAN BUKANLAH HOBI


media

Lukas 4:42-44

“Juga di kota-kota lain Aku harus memberitakan Injil Kerajaan Allah sebab untuk itulah Aku diutus.” (Luk. 4:43)

Di sebuah formulir, seorang rekan menulis ”pelayanan” sebagai salah satu hobinya, setelah ”membaca buku”. Saya kemudian bertanya mengapa ia menulis demikian. Ia menjawab, ”Saya suka melayani. Masak enggak boleh?” Tentu saja, ini bukan soal boleh atau tidak boleh menulis pelayanan sebagai hobi, melainkan soal pemaknaan. Jika hobi adalah suatu kegemaran istimewa yang dilakukan di waktu senggang, maka pelayanan sering kali bukan sesuatu yang membuat gemar dan menuntut pengorbanan waktu. Ada unsur komitmen di dalam aktivitas pelayanan, bukan sekadar merasa suka melakukannya.

Dalam sebuah babak pelayanan Yesus, Ia diterima dengan begitu baik. Orang-orang berbondong-bondong mencari Yesus karena mukjizat yang dilakukan-Nya, seperti penyembuhan pelbagai penyakit dan pengusiran setan. Mereka menerima kehadiran Yesus dengan baik, dan bahkan mencari-Nya terus-menerus. Jika Yesus hanya berpikir tentang rasa aman dan nyaman, maka Ia akan terus berada di kota tersebut. Namun, Injil menerangkan bahwa Yesus justru mencari tempat yang sepi; Ia menolak harapan mereka agar tetap bertahan di sana. Yesus menegaskan bahwa Ia harus ke kota-kota lain juga karena untuk itulah Ia diutus.

Pelayanan selalu menuntut kesediaan untuk melakukan sesuatu berdasarkan komitmen, bukan hanya merasa senang atau gemar. Melayanilah dengan dedikasi penuh sebagaimana Yesus melayani.

DOA:

Tuhan, ajarlah kami untuk melayani bukan karena merasa senang, tetapi dengan dedikasi yang mungkin menuntut pengorbanan. Amin.

Mzm. 138; Hak. 3:7-11; Luk. 4:42-44

Latest ARTICLE