05 February 2023 / Renungan Harian

TAAT HUKUM ADALAH BERKAT


media

“... selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat ....”

(Mat. 5:18)

Di zaman Yesus hidup, orang Yahudi memperlakukan hukum Taurat sebagai peraturan kehidupan sosial, agama, budaya, dan adat. Di masa itu belum ada pemisahan peraturan agama dengan sosial atau budaya. Hanya ada satu hukum untuk semua, yakni Taurat.

Perikop ini dibuka dengan metafora “Kamu adalah garam dunia ... Kamu adalah terang dunia.” Fungsi garam adalah memberi rasa. Garam berguna jika mempertahankan rasa asin. Jika garam tak ada rasa, ia sama sekali tidak berguna bagi apa pun dan siapa pun. Fungsi lampu adalah menerangi sehingga manusia dapat melihat tempat bahaya dan tempat aman. Cahaya dari terang dapat dilihat. Intinya, perbuatan baik pasti dilihat orang. Metafora garam dan terang menganalogikan hidup menjadi berkat. Wujud hidup menjadi berkat adalah berbuat baik. Perbuatan baik adalah kesengajaan dan perencanaan. Bukan tak sengaja, responsif, atau reaktif. Berbuat baik bukan menunggu ada orang meminta tolong, atau orang terjatuh di depan kita, atau musibah menimpa saudara kita. Perbuatan baik adalah bersengaja dan berencana dengan perhitungan melakukan sesuatu bagi kebutuhan orang lain.

Perbuatan baik dibuktikan dengan ketaatan penuh kepada Tuhan. Ketaatan kepada Tuhan terlihat dalam menaati peraturan sosial. Misalnya, menaati peraturan berkendara karena tidak ingin membahayakan orang lain.

DOA:

Ya Allah, kuatkanlah kami agar tak jemu berbuat baik. Amin.

Yes. 58:1-9a (9b-12); Mzm. 112:1-9 (10); 1Kor. 2:1-12 (13-16); Mat. 5:13-20

Latest ARTICLE